PROPOSAL PENELITIAN
SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN
ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP)
(STUDI KASUS DI SMAN 2
DEMAK)
OLEH :
AYU DWI NOVIYATI
09650018
PROGRAM STUDI TEKNIK
INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2012
I.
Judul
Judul dari proposal ini adalah “SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus SMA N 2 Demak)”
II.
Latar
Belakang Masalah
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah
jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal yang ada di Indonesia dan
didalam kurikulumnya sudah ada suatu penjurusan mata pelajaran dimulai dari
kenaikan kelas XI, yaitu penjurusan untuk mata pelajaran IPA, IPS dan BAHASA.
Penjurusan di SMA diperkenalkan
sebagai upaya agar siswa dan siswi lebih terarah pada satu bidang yang
diminatinya dan bisa lebih berkonsentrasi pada bidang yang diminati tersebut.
Siswa yang mempunyai kepintaran dalam sains dan ilmu eksakta biasanya akan
lebih memilih jurusan IPA sedangakan siswa yang mempunyai minat sosial dan
ekonomi biasanya akan memilih jurusan IPS. Dan siswa yang gemar serta punya
kemampuan dalam bidang bahasa maka akan memilih jurusan BAHASA.
Penjurusan di SMA Negeri 2 Demak
masih menggunakan cara manual yaitu dari kemauan sendiri dari pihak siswa dan
dengan mengisikan angket pemilihan jurusan yang diberikan dari pihak sekolah
serta rekomendasi dari pihak orang tua. Dari angket tersebut, kemudian akan
dipertimbangkan oleh wali kelas yang mempunyai wewenang tertinggi untuk
menentukan dimana siswa tersebut akan masuk pada salah satu jurusan. Jadi
kadang siswa yang kemampuan akademiknya terbatas banyak yang bingung untuk
memilih jurusan apa yang akan mereka ambil sehingga menyulitkan mereka untuk
mengambil sebuah keputusan. Karena beberapa siswa yang kemampuan akademiknya
kurang baik tetapi mereka ingin sekali masuk IPA, sebaliknya ada juga siswa
yang kemampuan akademiknya cukup baik tetapi lebih memilih untuk masuk IPS karena
mereka beranggapan jika masuk IPA akan mendapatkan pelajaran-pelajaran yang
sulit seperti hitung-hitungan kimia dan fisika.
Sistem pendukung keputusan ini bukan
sebagai pembuat keputusan, tetapi sebagai alat bantu dan saran untuk memberikan
rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pemilihan jurusan untuk
siswa dan siswi di SMAN 2 Demak.
Salah
satu metode sistem pendukung keputusan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP ini cukup efektif dalam
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan
persoalan tersebut ke dalam bagian-bagiannya. Dengan metode AHP ini penulis
membuat sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan di SMA Negeri 2
Demak dan diharapkan nantinya dapat membantu siswa dan siswi SMA N 2 Demak
dalam menentukan keputusan untuk memilih jurusan IPA, IPS atau BAHASA.
III.
Rumusan
Masalah
Permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) untuk membantu siswa dan siswi SMA khususnya di SMAN 2 Demak dalam
menentukan jurusan yang sesuai dengan
minat dan kemampuan akademik serta tes bakat. Dan bagaimana mengimplementasikan
desain sistem tersebut menjadi sistem berbasis web dengan menggunakan PHP dan
MySQL.
IV.
Batasan
Masalah
1. Studi
kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 2 Demak.
2. Penentuan
jurusan dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan minat, nilai akademik dan
tes bakat.
3. Sistem
dibuat menggunakan data dari sekolah.
4. Implementasi
pada sistem yang akan dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan
database MySQL.
V.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Membuat
aplikasi sistem pendukung keputusan berbasis web agar bisa membantu untuk menentukan
jurusan bagi siswa dan siswi SMAN 2 Demak yaitu siswa kelas X yang akan naik ke
kelas XI dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
berdasarkan nilai-nilai rapor, minat dan tes bakat.
B. Manfaat Penelitian
1. Membantu
serta memudahkan siswa dan siswi SMAN 2 Demak dalam memilih jurusan yang tepat.
2. Membantu
petugas kesiswaan pengolahan data akademik dan juga membantu wali kelas dalam
mengatur kuota kelas penjurusan.
VI.
Tinjauan
Pustaka
Penelitian
mengenai sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan di SMA bukanlah baru
pertama kali ini dilakukan, sudah ada penelitian terdahulu tentang penerapan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) tersebut.
Penelitian
yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendukung keputusan dengan judul “Sistem
Pendukung Keputusan Dalam Pemilihan Jurusan Di Madrasah Aliyah (Studi Kasus MAN
Wates 1 Kulon Progo)”(Sejati, 2010). Dalam penelitian ini, aplikasi
dikembangkan dengan Logika Fuzzy (Fuzzy Inference System) menggunakan
metode Tsukamoto yaitu menentukan pilihan jurusan dengan kemungkinan hasil
terbaik karena telah diproses melalui tahap-tahap perhitungan logika fuzzy
dengan data-data yang valid sesuai kemampuan siswa.
Penelitian
lain yang serupa dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Asisten
Praktikum Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus Program Studi
Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)”(Riyanto, 2011). Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan adalah
Analytical Hierarchy Process (AHP) yaitu metode yang mampu memecahkan masalah
multi kriteria menjadi beberapa elemen dalam sebuah hierarki.
Penelitian
lainnya, menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan oleh
Hidayat (2011). Penelitian mengenai Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Jurusan Di SMA (Studi Kasus di SMAN 1 Pemalang) metode AHP ini dibangun dengan
PHP dan Database MySQL.
VII.
Landasan
Teori
A. Sistem Pendukung Keputusan
1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung
keputusan (SPK) adalah suatu bentuk computer base information sistem yang
interaktif, flexibel, dan secara khusus dikembangkan untuk mendukung
penyelesaian dari masalah menajemen yang tidak terstruktur untuk memperbaiki
pembuatan keputusan (Turban, 1995).
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem)
merupakan suatu istilah yang mengacu pada suatu sistem yang memamfaatkan
dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Yaitu, merupakan suatu
sistem yang interaktif yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan
data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi
terstruktur maupun yang tidak terstruktur (Hidayat, 2011).
SPK
dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari
mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan
yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi
pemilihan alternatif.
SPK tidak ditekankan
untuk membuat keputusan, tetapi untuk melengkapi mereka yang terlibat dalam
pengambilan keputusan dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi yang
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan dan sistem ini bukan dimaksudkan
untuk mengganti pengambilan keputusan dalam membuat suatu keputusan, melainkan
mendukung pengambil keputusan.
2. Manfaat dan Keterbatasan SPK
Manfaat
yang bisa diambil dari sistem pendukung keputusan ini adalah (Hidayat, 2011) :
1) SPK memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam
memproses data/informasi bagi pemakainya.
2) SPK membantu pengambilan keputusan untuk memecahkan
masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak teratur.
3) SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta
hasilnya dapat diandalkan.
Keterbatasan dari sistem
pendukung keputusan ini diantaranya adalah :
1) Ada beberapa kemapuan manajemen dan bakat manusia yang
tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
2) Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan
pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3) Proses - proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga
tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
4) SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang
dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambilan
keputusan dalam melaksanakan tugas.
3. Komponen SPK
Dibawah
ini beberapa komponen yang ada pada sistem pendukung keputusan (Subakti, 2002)
:
1) Data
Management
Termasuk database, yang
mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software
yang disebut Database Management Systems (DBMS). Manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan,
suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan untuk mengambil keputusan.
2) Model
Management
Melibatkan model finansial,
statistikal, management science atau berbagai model kuantitatif lainnya,
sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis dan management
software yang diperlukan.
3) Communication
(dialog subsystem)
User dapat
berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka, Browser Web memberikan
struktur antarmuka pengguna grafis yang familier dan konsisten. Istilah
antarmuka pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara pengguna dengan
system. Cakupannya tidak hanya perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi
juga faktor – faktor yang berkaitan dengan kemudahan penggunaan, kemampuan
untuk dapat diakses, dan interaksi manusia – mesin.
4) Knowledge
Management
Subsistem optional ini
dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
System ini memberikan intelegensi untuk memperbesar
pengetahuan pengambilan keputusan. System ini dapat diinterkoneksikan dengan
repositori perusahaan yang disebut basis pengetahuan organisasional.
B. Analytichal Hierarcy Process (AHP)
1.
Definisi
Analytichal Hierarcy Process (AHP)
AHP merupakan
suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model
pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki menurut Saaty (1993). Hirarki
didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks
dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang
diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga
level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks
dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi
suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.
AHP sering
digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain
karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur
yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih sampai pada
subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan
validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan
alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis
sensitivitas pengambilan keputusan.
2. Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki
kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis
ini adalah :
§ Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu
model yang fleksibel dan mudah dipahami.
§ Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif.
§ Saling ketergantungan (Inter Dependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak
memerlukan hubungan linier.
§ Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem
ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
§ Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
§ Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk
menentukan prioritas.
§ Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai
seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
§ Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga
orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
§ Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil
penilaian yang berbeda.
§ Pengulangan Proses (Process Repetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu
permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses
pengulangan.
Sedangkan
kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
§ Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input
utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut
memberikan penilaian yang keliru.
§ Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada
pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran
model yang terbentuk.
3. Prinsip
Dasar AHP
Analytical Hierarchy Process
(AHP) didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu :
1.
Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi
bagian-bagian secara hirarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai
khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan,
kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi
lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria
yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas
satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana
elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama
dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu
besar harus dibuatkan level yang baru.
2.
Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments)
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen
yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen.
Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan
berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan
prioritas.
3. Sintesa
Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal
dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya
ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan
atau dikenal dengan prioritas.
C.
Penjurusan
1.
Pengertian Penjurusan
Penjurusan
merupakan upaya untuk membantu siswa dalam memilih jenis sekolah/program
pengajaran khusus atau program studi yang akan diikuti siswa.
Penjurusan dimulai di kelas XI semester 1 dan penjurusan
dilakukan berdasarkan atas pilihan siswa (minat), kemampuan akademik, dan potensi siswa. Untuk
jurusan IPA terdapat 4 mata pelajaran ciri utama (Fisika, Kimia, Matematika dan
Biologi) harus mencapai ketuntasan. Untuk jurusan IPS mata pelajaran Ekonomi, Geografi,
Sejarah dan Sosiologi harus mencapai ketuntasan. Untuk jurusan Bahasa, mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Asing lain, dan Teknologi
Informatika dan Komunikasi harus mencapai ketuntasan. Untuk jurusan non
pengkhususan harus mempertimbangkan kondisi obyektif sekolah terkait dengan
sumber daya yang ada.
Penjurusan
siswa dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan siswa dalam rangka pengembangan
dan kesuksesan siswa secara optimal. Oleh karena itu, semua pihak perlu mencari
jalan terbaik untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan meletakkan kepentingan
siswa sebagai hal yang dominan.
2.
Tujuan
Penjurusan
Tujuan dalam
penjurusan diantaranya adalah sebagai berikut :
§ Penjurusan siswa memperoleh informasi yang lengkap dan
jelas tentang berbagai kemungkinan pilihan yang ada bagi kelanjutan pendidikannya.
§ Siswa dapat memilih dengan tepat jenis sekolah/program
studi yang sesuai dengan kemampuannya.
3.
Lima Dasar Pertimbangan Dalam Penjurusan
lima dasar pertimbangan yang digunakan
dalam penjurusan diantaranya :
1) Kemampuan dasar umum (kecerdasan)
2) Bakat, minat dan kecenderungan pribadi
3) Hasil Belajar
4) Ketersediaan fasilitas sekolah
5)
Dorongan moral dan finansial orangtua
VIII.
Metode Penelitian
A. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh hasil yang akurat dan valid secara maksimal.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Studi
Literatur atau Kepustakaan
Metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui membaca dan mempelajari referensi-referensi berupa makalah,
jurnal ilmiah, skripsi, atau buku. Fasilitas internet juga digunakan media
untuk mencari data atau informasi yang dipublikasikan di dunia maya yang
berkaitan dengan objek penelitian.
b. Wawancara
Metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui tanya jawab yang diajukan secara langsung kepada narasumber
untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.
c. Observasi
Metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan atau peninjauan langsung terhadap sumber
permasalahan serta berkomunikasi langsung dengan pihak yang bersangkutan serta
bertanggung jawab dalam penentuan jurusan pada sekolah tersebut.
B. Jenis Data Yang Digunakan
a.
Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari pengamatan obyek yang dijadikan penelitian dalam penelitian ini yaitu SMA N 2 Demak.
b.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari
sumber dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Data tersebut dapat berupa buku-buku atau
literatur-literatur dan media elektronik yang menunjang penelitian yang sesuai dengan topik penulisan dan
permasalahan yang dihadapi.
IX.
Jadwal Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan dengan mengikuti estimasi jadwal yang telah disusun
seperti pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel Estimasi Jadwal
Penelitian
No.
|
Keterangan
|
Bulan 1
|
Bulan 2
|
Bulan 3
|
Bulan 4
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Pengajuan
Judul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengumpulan
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Analisa
Permasalahan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pembuatan
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
= Pelaksanaan Kegiatan
X.
Daftar Pustaka
Hidayat, A. (2011). Sistem Penunjang Keputusan Untuk
Pemilihan Karyawan Teladan Dengan Logika Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus : PT
F.I.F (Federal International Finance)). Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Dan Komputer BANJARBARU. Banjarmasin.
Hidayat, M.T. (2011). Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Jurusan Di SMA Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
(Studi Kasus Di SMAN 1Pemalang). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Latifah, S. (2005). Prinsip-Prinsip Dasar Analytical
Hierarchy Process. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Sejati, Rr.H.P. (2010). Sistem Pendukung Keputusan
Dalam Pemilihan Jurusan Di Madrasah Aliyah (Studi Kasus MAN Wates 1 Kulon
Progo). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Subakti, I. (2002). Sistem Pendukung Keputusan
(Desicion Support System). Institusi Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Syaifullah (2008). Pengenalan Metode AHP (Analytical
Hierarchy Process), diakses dari syaifullah08.wordpress.com pada Februari 2010.
XI.
Biodata Peneliti
a. Data Personal
NIM : 09650018
Nama : Ayu Dwi Noviyati
Tempat / Tgl.
Lahir : Tuban, 01 November 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Lembaga : UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Fakultas : Sains dan Teknologi
Program Studi : Teknik Informatika
Alamat Asal : Ds. Mulyorejo Cangkring Kec.
Demak Kab. Demak Rt:01 Rw:01 N0.06
Alamat Di Jogja :
Jl.Timoho Gk.1 Wirakarya Sapen Kelurahan Demangan Rt:28 R2:08 No.505
Telp. : Hp. 083862708864
Email : ayu_dwin@yahoo.com
b. Pendidikan
Formal
Jenjang
|
Nama Lembaga
|
Jurusan
|
Tahun Lulus
|
SD
|
SDN Mulyorejo
1
|
-
|
2003
|
SMP
|
SMP N 4 Demak
|
-
|
2006
|
SMA
|
SMA N 2 Demak
|
IPA
|
2009
|
Yogyakarta,
April 2012
Penulis