A. Judul
Penelitian yang akan dilakukan
berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Bimbingan dan Konseling (Studi Kasus
di SMP Negeri 4 Demak)”
B. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini sudah merambah ke berbagai sisi kehidupan manusia. Teknologi
informasi adalah salah satu dari perkembangan teknologi yang berkembang pesat,
sehingga kebutuhan informasi akan terus bertambah dan dibutuhkan. Perkembangan
teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu
pada bidang pendidikan, dalam hal ini khususnya yaitu sistem informasi di
sekolah.
Sekolah merupakan salah satu sarana
pendidikan formal yang harus bisa memberikan pelayanan atau fasilitas yang
terbaik untuk siswa dan orang tua siswa. Sekolah hendaknya memberikan informasi
tentang perkembangan proses belajar mengajar kepada orang tua/wali siswa secara
cepat, tepat dan akurat. Hal ini berdampak pada perbaikan proses belajar
mengajar yang telah diterapkan untuk segera diperbaharui agar SDM yang dihasilkan
setelah lulus dari sekolah berkualitas dan mampu bersaing untuk mendapatkan
sekolah yang lebih tinggi.
Penyiapan peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi berguna untuk menghasilkan lulusan
yang berkualitas dan sanggup bersaing dengan dunia kerja, tidak hanya
memperhatikan sisi materi pelajaran saja tetapi proses pembentukan kepribadian
siswa juga diperhatikan. Selain kepribadian, siswa juga memliki karakteristik
yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pemahaman tentang
karakteristik individu pada siswa ini memiliki arti penting dalam interaksi
belajar mengajar. Pemahaman atas karakteristik individu pada siswa bermanfaat
bagi guru dalam memberikan motivasi dan bimbingan bagi setiap individu peserta
didik ke arah keberhasilan belajarnya.
Konselor pada lembaga bimbingan dan
konseling (BK) di sekolah berperan dalam proses pembentukan kepribadian siswa
serta mengarahkan siswa untuk bisa lebih baik dalam mengasah kemampuan siswa
pada bidang akademik sesuai dengan karakteristik individu yang dimiliki siswa.
Peran tersebut dapat efektif apabila bimbingan dan konseling didukung dengan
sistem terkomputerisasi yang baik di sekolah.
Dengan melihat adanya permasalahan
yang telah dijelaskan tersebut penulis terdorong untuk melakukan penelitian
tentang “Rancang Bangun Sistem Informasi Bimbingan dan Konseling pada SMP
Negeri 4 Demak” serta berupaya untuk membuat sebuah aplikasi sistem informasi
bimbingan dan konseling berbasis desktop dengan menggunakan Delphi2010
dan database PostgreSQL sebagai software penunjang, yang diharapkan
kinerja lembaga menjadi lebih baik serta memberikan pelayanan yang optimal.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam
penelitian yang akan dilakukan berdasarkan latar belakang masalah di atas
adalah bagaimana membangun dan mengimplementasikan sistem informasi bimbingan
dan konseling yang terkomputerisasi sehingga dapat membantu dalam mengelola
proses pada bidang bimbingan konseling di SMP Negeri 4 Demak.
D. Batasan Penelitian
Batasan penelitian yang akan dilakukan adalah :
1.
Sistem informasi
bimbingan dan konseling mengelola proses kegiatan yang berlangsung pada
bimbingan konseling di SMP Negeri 4 Demak.
2.
Pengolahan data siswa dan
karakteristik individu pada siswa.
3.
Pengolahan serta
pembuatan laporan kedisiplinan siswa yang meliputi data absensi siswa dan data
pelanggaran siswa.
4.
Pengolahan serta
pembuatan laporan data layanan bimbingan dan konseling yang meliputi layanan
bimbingan siswa, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling siswa, dan
layanan konseling kelompok.
5.
Membuat Sistem Informasi
berbasis Desktop, menggunakan Borland Delphi7 dengan database
PostgreSQL.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Tujuan
Penelitian
membangun dan mengimplementasikan sistem informasi
bimbingan dan konseling yang terkomputerisasi sehingga dapat membantu dalam
mengelola proses pada bidang bimbingan dan konseling di SMP Negeri 4 Demak.
b) Manfaat
Penelitian
1. Bagi
pihak guru
Guru
dapat mengolah proses kegiatan bimbingan dan konseling secara mudah sehingga
bisa meningkatkan efektifitas kerja.
2. Bagi
pihak siswa
Meningkatkan
dukungan terhadap perkembangan siswa di sekolah serta siswa mendapatkan
pelayanan bimbingan dan konseling yang lebih baik.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian
mengenai sistem informasi bimbingan dan konseling bukanlah baru pertama kali
ini dilakukan, sudah ada penelitian terdahulu yang meneliti tentang sistem
informasi bimbingan dan konseling tersebut.
Penelitian yang
dilakukan oleh Lurawin (2012) dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem
Bimbingan Konseling Terkomputerisasi pada SMP Negeri 8 Surakarta”. Penelitian
ini menangani data siswi-siswi, beasiswa, dan pelanggaran yang dilakukan oleh
siswa dan siswa yang melakukan pelanggaran diberikan peringatan dan ada tindak
lanjut untuk itu dengan sistem.
Penelitian lain
yang serupa dilakukan oleh Muna (2010) dengan judul “Sistem Informasi Manajemen
Bimbingan Konseling di SMKN 2 Surabaya Berbasis JSP”. Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mempermudah guru dalam mengontrol tingkat kedisiplinan siswa
dengan mencatat absensi siswa, dan pelanggaran yang dilakukan siswa. Hasil dari
penelitian ini adalah mengetahui hasil rekapitulasi absensi siswa, dan history
pelanggaran siswa yang dapat digunakan oleh guru dalam menentukan kenaikan
kelas, dan pembinaan peserta didik.
Adhi (2011) pada penelitiannya yang berjudul “Sistem
Informasi Bimbingan Konseling (Study Kasus di SMP Negeri 1 Srumbung)”.
Penelitian ini menangani proses-proses yang terdapat dalam bimbingan konseling,
dengan membangun sistem informasi manajemen bimbingan konseling berbasis desktop
dan menggunakan bahasa pemrograman java.
G. Landasan Teori
Konsep Dasar Sistem
Informasi
1. Konsep Dasar Sistem
Secara umum sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan.
Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai kelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input
serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur. Apabila
suatu komponen tidak memberikan kontribusi terhadap sistem untuk mencapai
tujuan, tentu saja komponen tersebut bukan bagian dari sebuah sistem (Mulyanto,
2009).
2. Konsep Dasar Informasi
Informasi merupakan salah satu sumber daya yang sangat
diperlukan dalam suatu organisasi. Suatu sistem apabila tidak mendapatkan
informasi yang cukup tentu saja tidak akan bertahan lama. Informasi yang
berguna bagi suatu sistem akan menghindari entropy, yaitu suatu keadaan
dimana suatu sistem sudah tidak berjalan sesuai dengan tujuannya atau keadaan
dimana suatu sistem sudah hampir mati (Mulyanto, 2009).
3. Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS)
merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan menggunakan
alat bantu pengambilan keputusan. Sistem informasi berbasis komputer mengandung
arti bahwa komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem
informasi.
3.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan suatu
komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja
yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk
mencapai suatu tujuan. Gambar 1 menunjukkan definisi sistem informasi.
Gambar
1. Definisi Sistem Informasi
3.2 Kemampuan Sistem Informasi
Efraim Turban,
McCean, dan James Waterbe dalam bukunya Information Technology for
Management Making Connection for Strategies Advantages, menyebutkan
kemampuan sistem informasi sebagaimana berikut :
a.
Melakukan
komputasi numerik bervolume besar dengan kecepatan tinggi.
b.
Menyediakan
komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah dan cepat.
c.
Menyimpan
informasi dalam jumlah yang besar dalam ruang yang kecil, tetapi mudah diakses.
d.
Memungkinkan pengaksesan
informasi yang sangat banyak diseluruh dunia dengan cepat dan murah.
e.
Meningkatkan
efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok pada suatu
lokasi.
f.
Menyajikan
informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia.
g.
Mengotomatisasikan
proses-proses bisnis yang semi otomatis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara
manual.
h.
Mempercepat
pengetikan dan penyuntingan.
i.
Melaksanakan
hal-hal diatas jauh lebih murah daripada apabila dikerjakan secara manual.
3.3 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal
sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware,
software, data, dan jaringan. Komponen sistem informasi ditunjukkan dalam
gambar 2.
Gambar
2. Komponen Sistem Informasi
Sumber Daya Manusia
Manusia mengambil peranan yang penting bagi sistem
informasi. Manuia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem informasi.
Sumber Daya Hardware
Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang
digunakan dalam pemrosesan informasi.
Sumber Daya Software
Sumber daya software adalah semua rangkaian perintah
(instruksi) yang digunakan untuk memproses informasi. Sumber daya software tidak
hanya berupa program saja, tetapi juga berupa prosedur.
Sumber Daya Data
Sumber daya data bukan hanya sekedar bahan baku untuk
masukan sebuah sistem informasi, melainkan sebagai dasar membentuk sumber daya
organisasi.
Sumber Daya Jaringan
Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang
menghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya, serta
dikendalikan melalui software komunikasi.
Bimbingan dan Konseling
1.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku (Hikmawati, 2010).
Pengertian Bimbingan
Menurut Tolbert, bimbingan adalah seluruh
program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan
pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana
serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari.
Pengertian Konseling
Konseling merupakan salah satu teknik dalam
bimbingan, tetapi merupakan teknik inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan
konseling dapat memberikan perubahan yang mendasar, yaitu mengubah sikap.
Menurut Leona E.Tylor, ada lima karakteristik
yang sekaligus merupakan prinsip-prinsip konseling. Kelima karakteristik
tersebut adalah:
a. Konseling
tidak sama dengan pemberian nasihat (advicement), sebab didalam
pemberian nasihat proses berpikir ada dan diberikan oleh penasihat, sedang
dalam konseling proses berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh
klien sendiri.
b. Konseling
mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan
dengan pola-pola hidup.
c. Konseling
lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.
d. Konseling
lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual.
e. Konseling
menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.
2.
Penerapan
BK di Sekolah
Menurut Hikmawati
(2010) dalam bukunya Bimbingan Konseling dasar pemikiran penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, bukan semata-mata terletak pada
ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas,
namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik
(konseli), agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
moral-moral).
Fungsi dan Tujuan BK di
Sekolah
Fungsi dari bimbingan dan konseling di sekolah
diantaranya :
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama).
b. Fungsi Preventif, yaitu fungsi
yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh konseli.
c. Fungsi Pengembangan, yaitu
fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya.
d. Fungsi Penyembuhan, yaitu
fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
e. Fungsi Penyaluran, yaitu
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan
ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karier
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.
f. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi
membantu para pelaksana pendidikan, kepada sekolah/madrasah dan staf, konselor,
dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
g. Fungsi Penyesuaian, yaitu
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan
diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
h. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki
kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak (berkehendak).
i.
Fungsi
Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
j.
Fungsi
Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Tujuan pelayanan bimbingan di sekolah ialah
agar konseli dapat :
a. Merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa
yang akan datang.
b. Mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, serta lingkungan
kerjanya.
d. Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
sekolah, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Database Management
System (DBMS)
Database adalah
sebuah file yang mengoordinasi file-file data yang saling
berhubungan dan memiliki kepentingan yang sama sehingga akan mempermudah
pengolahan data. Penerapan database dalam sistem informasi disebut
dengan database sistem, yaitu sebuah sistem informasi yang
mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lain,
dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi didalam suatu organisasi.
Sedangkan
aplikasi yang digunakan untuk mengelola database disebut dengan Database
Management System (DBMS). DBMS merupakan perangkat lunak sistem yang
memungkinkan para pengguna untuk memakai, memelihara, dan mengakses sumber daya
data dengan efisien.
DBMS merupakan
jembatan bagi aplikasi untuk mengakses database, baik untuk meminta
informasi maupun untuk menambah atau melakukan perubahan data.
Dalam mengelola
database, DBMS memiliki kelebihan dibandingkan dengan pengelolaan file
secara tradisional, diantaranya sebagai berikut :
a. Mengurangi
duplikasi data yang sering terjadi pada pengelolaan data secara tradisional.
b. Menjaga
konsistensi dan integrasi data.
c. Meningkatkan
keamanan data.
d. Dapat
menghemat pengeluaran perusahaan karena data dapat digunakan bersama-sama oleh
semua unit fungsional.
e. Menanggulangi
permasalahan yang sering terjadi diantara pengguna data karena database berada
dibawah seorang database administrator.
f. Meningkatkan
kemudahan akses pengguna akhir.
g. Meningkatkan
produktivitas pemrograman.
h. Meningkatkan
pemeliharaan melalui independensi data.
Borland Delphi7
Delphi adalah suatu bahasa pemrograman (development
language) yang digunakan untuk merancang suatu aplikasi program. Produk ini
dikembangkan oleh Borland. Borland Delphi
merupakan suatu bahasa pemrograman yang memberikan berbagai fasilitas pembuatan
aplikasi untuk mengolah teks, grafik, angka, database dan aplikasi web. Program
ini mempunyai kemampuan luas yang terletak pada produktifitas, kualitas,
pengembangan perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik
serta bahasa pemrogramannya terstruktur dan lengkap. Fasilitas pemrograman
dibagi dalam dua kelompok yaitu object dan bahasa pemrograman.
Delphi menggunakan konsep yang berorientasi objek
(OOP), yaitu pemrograman dengan membantu sebuah aplikasi yang mendekati keadaan
dunia yang sesungguhnya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mendesain objek
untuk menyelesaikan masalah. OOP ini memiliki beberapa unsur yaitu pemodelan (encapsulation),
penurunan (inheritance), polimorfisme (polimorphism). Dengan
menggunakan Free Pascal yang merupakan proyek opensource, bahasa
ini dapat pula digunakan untuk membuat program yang berjalan di sistem operasi
Mac OS X dan Windows CE. Gambar 3 menunjukkan tampilan Delphi7.
Gambar
3. Tampilan Delphi7
Keunggulan Delphi dibandingkan dengan pemrograman
lainnya, diantaranya adalah :
a. IDE
(Integrated Development Environment) yakni lingkungan aplikasi yang didalamnya
terdapat menu-menu yang memudahkan kita untuk membuat suatu proyek program.
b. Mudah
digunakan, source code delphi yang merupakan turunan dari pascal.
c. Sifatnya
multi phurpase, yakni mudah digunakan untuk mengembangkan berbagai keperluan
pengembangan aplikasi.
PostgreSQL
PostgreSQL
atau sering disebut Postgres merupakan salah satu dari sejumlah database besar
yang menawarkan skalabilitas, keluwesan, dan kinerja yang tinggi. Penggunaannya
begitu meluas di berbagai platform dan didukung oleh banyak bahasa pemrograman.
Bagi masyarakat TI (teknologi informasi) di Indonesia, Postgres sudah digunakan
untuk berbagai aplikasi seperti web, billing system, dan sistem informasi besar
lainnya.
SQL di Postgres tidaklah seperti yang kita temui
pada RDBMS umumnya. Perbedaan penting antara Postgres dengan sistem relasional
standar adalah arsitektur Postgres yang memungkinkan user untuk mendefinisikan
sendiri SQL-nya, terutama pada pembuatan function atau biasa disebut sebagai
stored procedure. Hal ini dimungkinkan karena informasi yang disimpan oleh Postgres
bukan hanya tabel dan kolom, melainkan tipe, fungsi, metode akses, dan banyak
lagi yang terkait dengan tabel dan kolom tersebut. Semuanya terhimpun dalam
bentuk class yang bisa diubah user. Arsitektur yang menggunakan class ini lazim
disebut sebagai object oriented.
Sebagai perbandingan bahwa sistemdatabase
konvensional hanya dapat diperluas dengan mengubah source codenya, atau
menggunakan modul tambahan yang ditulis khusus oleh vendor, maka dengan
Postgres memungkinkan user untuk membuat sendiri object file atau shared library
yang dapat diterapkan untuk mendefinisikan tipe data, fungsi, bahkan bahasa yang
baru.
1.
Kelebihan
dari PostgreSQL adalah :
a.
PostgreSQL memiliki arsitektur
multiproses (forking) yang berarti memiliki stabilitas yang lebih tinggi, sebab
satu proses anak yang mati tidak akan menyebabkan seluruh daemon mati—meskipun
pada kenyataannya, dulu ini sering terjadi.
b.
Dalam kondisi load tinggi (jumlah
koneksi simultan besar), kecepatan PostgreSQL sering mengalahkan MySQL untuk
query dengan klausa JOIN yang kompleks, hal ini dikarenakan PostgreSQL
mendukung locking di level yang lebih rendah, yaitu row.
c.
PostgreSQL memiliki fitur OO
seperti pewarisan tabel dan tipe data, atau tipe data array yang kadang praktis
untuk menyimpan banyak item data di dalam satu record.Dengan adanya kemampuan
OO ini maka di PostgreSQL, kita dapat mendefinisikan sebuah tabel yang mewarisi
definisi tabel lain.
d.
PostgreSQL menyediakan hampir
seluruh fitur-fitur database seperti yang terdapat dalam produk database
komersial pada umumnya.
e.
PostgreSQL pun memiliki tipe data
geometri (seperti titik, garis, lingkaran, poligon) yang mungkin berguna bagi
aplikasi ilmiah tertentu
f.
PostgreSQL memberikan kita
kemampuan mendefinisikan sebuah field sebagai array.
g.
PostgreSQL memiliki hampir semua
fasilitas standar yang biasanya diinginkan: view (tabel virtual), trigger,
subselek, stored procedure (dalam beberapa bahasa), dan foreign key constraint
h.
PostgreSQL juga memiliki apa yang
disebut rule, yaitu tindakan custom yang bisa kita definisikan dieksekusi saat
sebuah tabel di-INSERT, UPDATE, atau DELETE
i.
Postgres juga mempunayai kemampuan
untuk membuat konektifitas dengan database lain seperti pgdump, Interbase,
pgaccess dan hampir semua database pada Linux.
j.
kemampuannya menampung data spasial,
sehingga ia bisa digunakan dalam pembuatan situs yang berbasis Web GIS untuk
pemetaan dan sebagainya.
k.
PostgreSQL memiliki lisensi GPL
(General Public License) dan oleh karena itu PostgreSQL dapat digunakan ,
dimodifikasi dan didistribusikan oleh setiap orang tanpa perlu membayar lisensi
(free of charge) baik untuk keperluan pribadi, pendidikan maupun komersil.
l.
PostgreSQL mendukung banyak jenis
bahasa pemrograman,
antara lain: SQL, C, C++, Java, PHP, etc.
m. PostgreSQL juga merupakan alternative untuk sistem database
open-source lainnya seperti MySQL dan Firebird, terutama sistem proprietari
seperti Oracle, Sybase, IBM’s DB2dan Microsoft SQL Server.
2.
Kelemahan dari PostgreSQL adalah
:
a.
kurang begitu populer dan cocok
bekerja di lingkungan web jika dibandingkan dengan mysql.
b.
Kurang fokus dalam hal
kelangsingan dan kecepatan.
c.
arsitektur dengan multiproses ini
sulit diterapkan ke Windows, sebab Windows amat thread-oriented.
d.
PostgreSQL sendiri saat ini bisa
dijalankan di Windows, tapi melalui lapisan emulasi Cygwin.
e.
Kurang unggul dalam hal
ketersediaan fungsi built-in.
f.
Replikasi di PostgreSQL sendiri
belum disertakan dalam distribusi standarnya.
g.
PostgreSQL sendiri terbatas hanya
bisa melakukan penambahan kolom, penggantian nama kolom, dan penggantian nama
tabel.
H. Metode Penelitian
Metode pengembangan sistem yang
digunakan dalam perancangan sistem informasi bimbingan dan konseling ini
menggunakan model waterfall. Alasan penulis menggunakan cara waterfall
dikarenakan metode ini mempunyai tahapan-tahapan yang jelas, nyata dan
praktis. Setiap tahap harus diselesaikan terlebih dahulu untuk menghindari
terjadinya pengulangan dalam tahapan sehingga pengembangan sistem yang
dilakukan dapat memperoleh hasil yang diinginkan.
Waterfall model merupakan
salah satu model perangkat lunak yang mengambil kegiatan proses dasar seperti
spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi, dan merepresentasikannya
sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti analisis dan definisi
persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian unit,
integrasi sistem, pengujian sistem, operasi dan pemeliharaan (Sommerville,
2003).
Tahapan dan langkah-langkah
pengembangan sistem menggunakan metode waterfall adalah sebagai berikut
:
a.
Analisa kebutuhan
Menganalisa
kebutuhan berupa pembuatan bisnis proses yang memenuhi kebutuhan user mengenai
system.
b.
Desain sistem
Mendesain
sistem informasi yang dilakukan dengan membuat rancangan sistem dalam bentuk
DFD, struktur navigasi, dan storyboard yang akan diikuti dengan rancangan hak
akses, rancangan database, rancangan tampilan dari keseluruhan sistem yang
telah disesuaikan dengan kebutuhan user dan penentuan perangkat lunak yang
dibutuhkan dalam membuat sistem tersebut.
c.
Penulisan kode program
Membuat
suatu aplikasi sistem informasi bimbingan dan konseling berdasarkan perancangan
sistem yang telah dilakukan pada tahap desain sistem.
d.
Pengujian program
Melakukan
pengujian pada sistem yang telah dibuat. Pengujian ini ditujukan untuk menguji
keterhubungan dari tiap-tiap fungsi perangkat lunak untuk menjamin bahwa
persyaratan sistem telah terpenuhi.
e.
Penerapan program
Tahap ini
berkaitan dengan bagaimana pengimplementasian dan proses pemeliharaan sistem
informasi bimbingan dan konseling yang akan berjalan pada SMP Negeri 4 Demak.
I.
Jadwal Penelitian
Rencana jadwal
untuk menyelesaikan penelitian ditunjukkan pada Tabel 2.
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
1
|
Penulisan Proposal
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengajuan Proposal
|
|
|
|
|
|
3
|
Seminar Proposal
|
|
|
|
|
|
4
|
Penelitian
|
|
|
|
|
|
5
|
Penulisan Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
|
6
|
Pengumpulan Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
|
7
|
Revisi Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
|
8
|
Seminar Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
J. Daftar Pustaka
Adhi, Septian Baskoro. 2011. Perancangan
dan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Bimbingan Konseling (Study Kasus di
SMP Negeri 1 Magelang). Skripsi. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Lurawin, Tinno. 2012. Analisis dan Perancangan Sistem
Bimbingan Konseling Terkomputerisasi Pada SMP Negeri 8 Surakarta. Skripsi. Yogyakarta : STMIK Amikom.
Mulya, Ayuning
Putri., Dr. Asep Juarna. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen pada PT.
Bangun Indonesia R U Menggunakan Metode Waterfall. Universitas Gunadarma.
Mulyanto, Agus.
2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muna, Nailil. 2010. Sistem
Informasi Manajemen Bimbingan Konseling di SMKN 2 Surabaya Berbasis JSP.
Tugas Akhir. Surabaya : ITS.
Samantha, Donna Primasari. 2011. Perancangan Sistem Informasi pada
Toko SAHHABA. Skripsi. Semarang : UNDIP.